Museum dan Integrasi Kurikulum Seni-Budaya Menjadikan museum sebagai pusat kegiatan dan diaspora informasi Seni Budaya

Puncak peringatan HUT Provinsi Jawa Timur ke 77 tahun 2022 kemarin menjadi tonggak pencanangan tagline yang kemudian menjadi etos kerja pegawai dan segenap ASN di Jawa Timur, yaitu jargon IKI yang merupakan singkatan dari Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi. Dalam tiga kata ini pemerintah Jawa Timur di bawah komando Gubernur Khofifah Indar Parawansa berkeinginan untuk mengakselerasi kinerja pemerintahan dengan mempedomani prinsip kerja pegawai berdasar pada inisiatif individu. Model kerja kolaboratif dengan melibatkan beberapa komponen juga diharapkan menjadi trend, karena untuk menuntaskan permasalahan sosial kemasyarakatan, berdasarkan fakta tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan sectoral. Selanjutnya aspek inovasi juga dianggap penting, terutama ketika permasalahan dituntut dapat diselesaikan secara cepat. Adopsi teknologi artificial intelegence (AI) misalnya sekarang menjadi hal yang harus dikuasai oleh setiap pegawai dalam lingkap pemerintahan, dalam rangka memberikan palayanan yang cepat, efektif dan efisien.

Museum Mpu Tantular di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur termasuk lembaga budaya yang dituntut untuk bisa mengaplikasikan prinsip kerja dalam jargon IKI di atas. Setiap pegawai yang berada di bawah naungan lembaga budaya ini diharapkan secara cepat mengadopsi dan selanjutnya mampu menghayati semangat kerja dalam jargon IKI ini. Hal yang sebenarnya sangat urgen untuk dilakukan dalam kaitannya dengan peningkatan literasi seni dan budaya adalah aspek kolaborasi. Museum dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan literasi seni dan budaya dengan mengupayakan kerja kolaboratif dengan beberapa lembaga atau stake holder yang terkait. Beberapa contoh persoalan di lapangan yang masih saja mengemuka misalnya tentang kurangnya pengetahuan Juru Pelihara situs cagar budaya dan juga para pendukung usaha wisata di sekitar cagar budaya yang masih rendah tingkat literasi pengetahuan cagar budayanya. Museum dengan berkolaborasi dengan stake holder yang lain dapat menjadi inisiator dalam upaya untuk meningkatkan lierasi budaya masyarakat. Contoh yang lain selanjutnya dapat berupa respon museum terhadap kebijakan pemerintah yang lebih besar seperti misalnya tentang kebijakan merdeka belajar yang dicanangkan oleh kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Urusan Kebudayaan dalam tatanan bernegara termasuk urusan pokok yang harus diselenggarakan seperti halnya urusan Pendidikan. Penyelenggaraan urusan kebudayaan terutama di dalam lingkup museum berkutat pada upaya perlindungan, pengembangan,dan pemanfaatan koleksi yang banyak diantaranya termasuk kategori cagar budaya. Dinamika pengelolaan koleksi di dalam museum selanjutnya dikomunikasikan kepada masyarakat dalam bentuk program-program kegiatan yang sifatnya public oriented. Berkaitan dengan peningkatan literasi seni dan budaya untuk mendukung program integrasi kurikulum seni dan budaya, museum dapat menyelenggarakan kegiatan talkshow ataupun podcast berisi pembahasan sekaligus penyebaran informasi seni dan budaya kepada masyarakat. Dalam konsep acara ini, museum dapat menjadi contributor sekaligus fasilitator terhadap keingintahuan masyarakat terhadap kahazanah seni dan budaya bangsa. Museum dapat juga bertugas mengisi tiap celah dalam upaya  penyebaran informasi cagar budaya dengan mencoba menjadi pendengar setiap dinamika pelestarian cagar budaya, karena museum adalah rumah cagar budaya yang telah ada sejak lama. Peristiwa pencurian cagar budaya yanag berlangsung di kawasan Jawa Timur pada awal-awal tahun 2023 kemarin misalnya telah menjadikan museum sebagai tempat pengaduan (wadul) untuk kemudian Bersama stake holder yang ada berusaha untuk mencarikan solusi pengamanan benda cagar budaya.

Kembali kepada slogan IKI dikaitkan dengan program merdeka belajar. Museum dapat mengambil peran yang tersisa sebagai bagian dari rumah kebudayaan di Jawa Timur. Seperti diketahui kurikulum merdeka belajar menghendaki adanya pengkayaan pembelajaran di luar kelas. Jika di dalam kelas siswa mendapatkan pengetahuan kognitif maka dselanjutnya di dalam museum pelajar dapat mengeksplorasi wawasan seni dan budaya sekaligus melatih aspek psikomotorik anak. Metode pembelajaran sekarang yang dikehendaki adalah model pembelajaran mandiri dan bersifat holistic. Kontribusi museum yang sangat riil bisa dilaksanakan dengan potensi yang ada sekarang adalah model pembelajaran yang terakhir. Program kegiatan public dengan demikian mau tidak mau harus di arahkan ke sana dengan berupaya melengkapi fasilitas dan kebutuhan ruang public seperti caffe shop dan fasilitas baca yang terintegrasi. Ruang public ditata secara rapi dengan menciptakan spot foto yang menarik diharapkan menjadikan museum sebagai tempat yang nyaman dan bersahabat bagi aktifitas literasi di atas, semoga. (MDS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *