Kegiatan Gelar dan Peragaan dan Warisan Budaya di Museum WBTb Jawa Timur “Besutan Jombang” di gelar pada Jumat 12/08. Selanjutnya kegiatan ini dihadiri oleh pejabat dan staf di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang serta para sahabat museum. Dalam Sambutannya Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Ibu Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular Dra. Nina Rossana, M.Si, beliau mengajak untuk menghargai dan mengapresiasi warisan budaya dan nilai leluhur. Selanjutnya beliau mengajak mengunjungi museum yang merupakan etalase budaya sebagai tempat masyarakat belajar dalam pembentukan identitas bangsa.
Kegiatan Gelar dan Peragaan WBTB di Museum “Besutan Jombang” ditampilkan oleh Sanggar Seni CC pimpinan Bapak Eko Puji. Mengutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019), kata Besut sendiri merupakan akronim berbahasa Jawa dari kata “mbeto maksut”, yang dalam bahasa Indonesia berarti membawa maksud. Artinya, setiap pertunjukkan Besutan selalu membawa lambang dan maksud tersendiri, mulai dari dialek, kidungan, busana, hingga alur ceritanya.
Dialek Besut yang lucu, tetapi selalu mengandung maksud dan tujuan tertentu melalui paribasan, sanepan, maupun parikan membuat pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton. Itulah sebabnya Besutan terkesan unik karena dapat memikat hati penonton dengan caranya sendiri. Dengan demikian, tidak mustahil bagi Besutan dengan pertunjukannya yang gemilang menjadi trending pada masanya. Pemain Besut dalam pertunjukan Besutan memerankan sosok laki-laki yang cerdas, terbuka, kreatif, inspiratif, transformatif, dan berseni. Berbeda halnya dengan pemain lain yang kostumnya selalu berubah-ubah menyesuaikan cerita, pemain Besut selalu menggunakan kostum yang sama di setiap pertunjukan. Kostum pemain Besut tersebut berupa kain putih dengan tali lawe yang diikatkan pada perutnya dan membawa selendang merah, serta memakai topi merah.